Minggu, 22 Januari 2012

Sebuah Komitmen, Senyuman dan Cinta

0 komentar



Disaat kamu ingin melepaskan seseorang, ingatlah pada saat kamu ingin mendapatkannya.
Disaat kamu mulai tidak mencintainya, ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta padanya.
Disaat kamu mulai bosan dengannya, ingatlah selalu saat terindah bersamanya.
Disaat kamu ingin menduakannya, bayangkan jika dia selalu setia.
Disaat kamu ingin membohonginya, ingatlah saat dia jujur padamu
Maka kamu akan merasakan arti dia untukmu, jangan sampai disaat dia sudah tidak disisimu, kamu baru menyadari semua arti dirinya untukmu.
Yang indah hanya sementara..
Yang abadi adalah kenangan..
Yang ikhlas hanya dari hati..
Yang tulus hanya dari sanubari..
Tidak mudah mencari yang hilang..
Tidak mudah mengejar impian..
Yang lebih susah adalah mempertahankan yang ada, karena walaupun tergenggam bisa terlepas juga
Pepatah:“Jika kamu tidak memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini”
Belajar menerima apa adanya dan berpikir positif ( positif thinking )
Hidup bagaikan mimpi, seindah apapun, begitu bangun semuanya sirna tak berbekas
Rumah mewah bagai istana, harta benda yang tak terhitung, dan jabatan yang luar biasa.
Namun…
Ketika nafas terakhir tiba, sebatang jarum pun tidak bisa dibawa pergi
Sehelai benang pun tidak bisa dimiliki
Apalagi yang diperebutkan
Apalagi yang mau disombongkan
Maka jalanilah hidup ini dengan rendah hati
Jangan terlalu perhitungan
Jangan hanya mau menang sendiri
Jangan suka sakiti sesama apalagi terhadap mereka yang berjasa bagi kita
Belajarlah tiada hari tanpa kasih
Selalu berlapang dada dan cinta damai
Hidup ceria bebas leluasa
Tidak ada yang tidak bisa diikhlaskan
Tidak ada sakit hati yang tidak bisa dimaafkan
Tidak ada dendam yang tidak bisa terhapus.

“1 Lilin kecil dapat menerangi ruangan yang gelap, 1 kebaikan dapat membuat hari lebih baik, 1 senyuman dapat membuat hati merasa senang.”


Sumber : beritaunik.net

Continue reading →
Rabu, 18 Januari 2012

Perjuangan Seorang Ibu Demi Masa Depan Anaknya

0 komentar


Pernahkah kita mencoba mengingat akan masa lalu…???

Sembilan bulan kita hidup dalam kandungan sang bunda…

Bunda selalu membawa kita kemanapun ia pergi…

Tak pernah ia berfikir untuk menanggalkan kita walau sejenak…

Lalu kita pun lahir dengan tangis pertama kita menyapa dunia ini…

Bunda pun selalu ikhlas merawat kita dengan penuh kasih sayang…

Kadang kita telah begitu saja mengambil waktu istirahatnya dengan tangis kita di malam hari untuk mengganti popok kita yang basah, memberikan kita air susu ketika kita lapar…

Dan kita hanya bisa menangis saja ketika itu…

Kita selalu diayun, dipangku dan ditimang..

Lalu apa balasan kita waktu itu….?

Kita sering membuat basah baju bunda dengan air kencing kita…

Dan Bunda tak pernah sekalipun memarahi kita…



Usia kitapun beranjak perlahan…

Ingatkah ketika hari pertama kita masuk sekolah...?

Setiap pagi, Bunda selalu memandikan kita, menyuapi kita, mengantar kita dan menunggui kita…

Bunda begitu sabar mengiringi hari kita di sekolah…

Dan kita hanya bermain ketika itu…



Lalu ketika kita beranjak remaja…

Bundapun tak henti untuk menghawatirkan kita…

Ketika kita sering pulang terlambat dengan berbagai alasaan…

Bunda hanya menatap dengan penuh cemas…

Padahal mungkin kita hanya bersenang-senang di luar sana…

Ingatkah kita pada saat hari raya idul fitri…

Sering bunda membelikan kita baju, sepatu, celana baru…

Dengan harapan kita akan merasa senang...

Ingatkah pula apa kata kita ketika itu… “ Ah….bajunya udah kuno gak mau ah, Bunda nggak tau selera anak muda…" dan bunda hanya tersenyum saja……

Saat kita mengenal cinta akan sesama…

Sering kita membohongi bunda hanya untuk bercinta semata…

Dan bundapun tak pernah lepaskan kasih sayangnya untuk kita…

Ketika bunda bilang…” Nak…….mestinya kamu sekolah dulu yang benar jangan dulu berpacaran….””

Lantas kita hanya menjawab ”Bun, saya udah gede saya tau apa yg baik buat saya, ibu jangan terlalu mengatur saya dong...”

Bunda hanya tersenyum dan menatap kita dengan penuh kasih sayang…



Apakah kita ingat saat kita memasuki bangku kuliah…???

Bunda dengan penuh semangat memberikan biaya kuliah kita yang setinggi langit…

Lalu mungkin kita juga hanya bersenang-senang saja dengan dunia yang sedikit beranjak dewasa…

Ketika kita butuh uang utk menuntaskan hasrat cinta muda kita…

Sekali lagi kita sering membohongi bunda dengan mengatakan ” Bun, saya butuh uang untuk biaya praktikum kira-kira sekian ratus ribu....”

Lalu bunda bilang ” Nak apa tidak bisa di cicil…??"

Kita dengan segera menjawab ” Gak bisa bun, harus sekali bayar…”

Kita tak pernah tahu apa yang ada di benak bunda ketika itu……

Jika saja bunda tahu bahwa itu hanyalah alasan kita semata karena mungkin saja yang sebenarnya adalah kita butuh uang untuk mentraktir atau menyenangkan pacar tersayang saja…

Dan ternyata bunda selalu saja menyayangi dan berusaha mempercayai kita.


Pada saat kita lulus kuliah………

Kita mungkin bisa melihat betapa bangganya bunda mendapati anaknya sudah menjadi seorang sarjana menangis penuh haru bahagia bunda ketika itu...

Lalu tak lama setelah itu tiba-tiba….“Bun, sekarang saya sudah dewasa saya ingin menikahi dengan dia karena saya mencintai dia boleh kan Bun……..?”

Mungkin bunda akan bilang ; ”Nak mustinya kamu mencari kerja dulu, lalu setelah sedikit mapan mungkin kamu bisa menikah”

Lalu apa jawab kita; ”Bun kalo bunda percaya, saya sanggup untuk memberikan makan dia tanpa ibu kasih, saya harap ibu tidak melarang niat saya untuk menikah sekarang, saya sudah dewasa bun, bukan anak kecil yang segalanya harus ibu perhatikan!!!”

Dan demi kasih sayangnya terhadap kita, maka bundapun sekali lagi meluluskan keinginan kita, sekaligus memberikan kita sedikit bekal untuk mengarungi biduk rumah tangga kita nanti.



Tak berapa lama setelah itu, kitapun menikah dan merasa sanggup untuk hidup terpisah dari beliau….maka sekali lagi kita merajuk pada bunda.

Pada saat bunda sudah memasuki hari tuanya, kita pun meninggalkan dia dalam hari-hari senjanya.

Dan bunda tak pernah meminta kita untuk menemaninya karena bunda pikir anaknya sudah mempunyai kehidupan sendiri.

Bertahun-tahun kita meninggalkan bunda dan mungkin hanya setahun sekali saja kita menengok dia, itupun pada saat Hari Raya saja.

Lalu, ketika Bunda sakit di hari tuanya,

Mungkin bunda mengharapkan kasih sayang anaknya bisa sedikit menghibur dia.

Tapi, sering kita mengabaikan harapan bunda…

Kita mungkin merasa direpotkan hanya dengan mengurusi seorang wanita tua yang sudah tak berdaya itu.

Maka dengan tanpa ragu lagi kita antarkan bunda pada sebuah panti jompo, kita tinggalkan bunda dengan segala harapannya terhadap kita....



Lalu pada saat Tuhan berhendak menjemput dia, kita mungkin sedang tenggelam dalam kehidupan yang sudah menyita sebagian hati nurani kita.

Hingga satu hari terdengar bunyi dering telepon yang memberikan kabar bahwa bunda telah tiada.

Dan aku tak berani bilang bahwa mungkin saja hati kita sudah tebal dan telinga kita sudah tuli akan kenyataan ini.

Ada sesal mungkin di sana, sesal yang tak akan terbalas dengan sejuta tetesan air mata kita.

Dan kitapun hanya meratapi kepergian bunda.

Ya bunda yang sudah mencetak kita dengan segenap kasih sayang bunda yang tak terperi ketulusannya.

Sesal yang tiada guna ketika kita tahu bunda pergi bersama setitik harapan bunda bahwa dia ingin anaknya ada ketika hembusan nafasnya yang terakhir memutuskan kehidupannya.

Dan kita hanya terpekur menatap bekunya batu nisan bertahtakan nama Bunda. 

Itupun jika masih ada secuil nurani kita yang masih berwarna putih...



Bunda adalah pembawa surga buat anaknya.

"Bunda, aku sangat menyayangi Bunda..."

"Maafkan anakmu ini Bunda...Peluk cium anakmu selalu...."


Sumber : gemscool.com
Continue reading →

Inilah Ayah Kita yang Sebenarnya....

0 komentar
Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.....

Akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya..Lalu bagaimana dengan Papa?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Papa-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmubercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Papa bekerja dan dengan wajah lelah Papa selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil......Papa biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda.Dan setelah Papa mengganggapmu bisa, Papa akan melepaskan roda bantu di sepedamu, kemudian Mama bilang : " Jangan dulu Papa, jangan dilepas dulu roda bantunya " ,Mama takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....Tapi sadarkah kamu?Bahwa Papa dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Mama menatapmu iba.Tetapi Papa akan mengatakan dengan tegas : " Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang "Tahukah kamu, Papa melakukan itu karena Papa tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit pilek, Papa yang terlalu khawatir sampai kadang sedikitmembentak dengan berkata : " Sudah di bilang kamu jangan minum air dingin! ".Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.Ketahuilah, saat itu Papa benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja.....Kamu mulai menuntut pada Papa untuk dapat izin keluar malam, dan Papabersikap tegas dan mengatakan : " Tidak boleh! ".Tahukah kamu, bahwa Papa melakukan itu untuk menjagamu?Karena bagi Papa, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasaberharga..Setelah itu kamu marah pada Papa, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu...Dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Mama.. ..Tahukah kamu, bahwa saat itu Papa memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya,Bahwa Papa sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUSmenjagamu.

Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang kerumah untuk menemuimu, Papa akan memasang wajah paling cool sedunia...Papa sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu..Sadarkah kamu, kalau hati Papa merasa cemburu?

Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Papa melonggarkan sedikit peraturanuntuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.Maka yang dilakukan Papa adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir...Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut - larut...Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati Papa akanmengeras dan Papa memarahimu.. .Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti Papa akan segera datang? Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan Papa 

Setelah lulus SMA, Papa akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Papa itu semata - matahanya karena memikirkan masa depanmu nanti...Tapi toh Papa tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan Papa.

Ketika kamu menjadi gadis dewasa.... Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Papa harus melepasmu di bandara.Tahukah kamu bahwa badan Papa terasa kaku untuk memelukmu?Papa hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .Padahal Papa ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.Yang Papa lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, danmenepuk pundakmu berkata : "Jaga dirimu baik-baik ya sayang ".Papa melakukan itu semua agar kamu KUAT....KUAT UNTUK PERGI DAN MENJADI DEWASA.

Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Papa.Papa pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan Papa tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...

Kata-kata yang keluar dari mulut Papa adalah : " Tidak.... Tidak bisa! "Padahal dalam batin Papa, Ia sangat ingin mengatakan : " Iya sayang, nanti Papa belikan untukmu".Tahukah kamu bahwa pada saat itu Papa merasa gagal membuat anaknya tersenyum...?

Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.Papa adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.Papa akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat Putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang...

Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada Papa untuk mengambilmu darinya.Papa akan sangat berhati-hati memberikan izin.. Karena Papa tahu bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti...

Dan akhirnya....

Saat Papa melihatmu duduk di Panggung Pelaminan bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, Papa pun tersenyum bahagia....Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Papa pergi kebelakangpanggung sebentar, dan menangis?Papa menangis karena papa sangat berbahagia, kemudian Papa berdoa....Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Papa berkata : "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik, Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

Setelah itu Papa hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...Dengan rambut yang telah dan semakin memutih....Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....

Papa telah menyelesaikan tugasnya....










Papa, Ayah, Bapak, atau Abah kita...

Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam
segala hal..

Tulisan ini aku dedikasikan kepada teman-teman wanita ku yang cantik, yang kini sudah berubah menjadi wanita dewasa dan ANGGUN
Dan juga untuk teman-teman pria ku yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT !

Yup, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah / Bapak / Romo / Papa / Papi kita... 

Tapi setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi
dibalik hatinya...


Sumber : gemscool.com
Continue reading →

Rencana Tuhan Pasti Indah

0 komentar
Ketika aku masih kecil, waktu itu ibuku sedang menyulam sehelai kain. Aku yang sedang bermain di lantai, melihat ke atas dan bertanya, apa yang ia lakukan. Ia menerangkan bahwa ia sedang menyulam sesuatu di atas sehelai kain. Tetapi aku memberitahu kepadanya, bahwa yang kulihat dari bawah adalah benang ruwet. 

Ibu dengan tersenyum memandangiku dan berkata dengan lembut: "Anakku, lanjutkanlah permainanmu, sementara ibu menyelesaikan sulaman ini, nanti setelah selesai, kamu akan kupanggil dan kududukkan di atas pangkuan ibu dan kamu dapat melihat sulaman ini dari atas." 


Aku heran, mengapa ibu menggunakan benang hitam dan putih, begitu semrawut menurut pandanganku. Beberapa saat kemudian, aku mendengar suara ibu memanggil; "anakku, mari kesini, dan duduklah di pangkuan ibu." 


Waktu aku lakukan itu, aku heran dan kagum melihat bunga-bunga yang indah, dengan latar belakang pemandangan matahari yang sedang terbit, sungguh indah sekali. Aku hampir tidak percaya melihatnya, karena dari bawah yang aku lihat hanyalah benang-benang yang ruwet. 


Kemudian ibu berkata : "Anakku, dari bawah memang nampak ruwet dan kacau, tetapi engkau tidak menyadari bahwa di atas kain ini sudah ada gambar yang direncanakan, sebuah pola, ibu hanya mengikutinya. 


Sekarang, dengan melihatnya dari atas kamu dapat melihat keindahan dari apa yang ibu lakukan. 


Sering selama bertahun-tahun, aku melihat ke atas dan bertanya kepada Tuhan ;"Tuhan, apa yang Engkau lakukan? " Ia menjawab: " Aku sedang menyulam kehidupanmu."Dan aku membantah," Tetapi nampaknya hidup ini ruwet, benang-benangnya banyak yang hitam, mengapa tidak semuanya memakai warna yang cerah?" 


Kemudian Tuhan menjawab, " Hambaku, kamu teruskan pekerjaanmu, dan Aku juga menyelesaikan pekerjaanKu di bumi ini. Satu saat nanti Aku akan memanggilmu ke sorga dan mendudukkan kamu di pangkuanKu, dan kamu akan melihat rencanaKu yang indah dari sisiKu."





Sumber : The Crowd Voice
Continue reading →

Jangan Benci Aku, Mama...

0 komentar




Dua puluh tahun yang lalu aku melahirkan seorang anak laki-laki, wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Hasan, suamiku, memberinya nama Erik. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini memang agak terbelakang. Aku berniat memberikannya kepada orang lain saja atau dititipkan di panti asuhan agar tidak membuat malu keluarga kelak. 




Namun suamiku mencegah niat buruk itu. Akhirnya dengan terpaksa kubesarkan juga. Di tahun kedua setelah Erik dilahirkan, akupun melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Kuberi nama Angel. Aku sangat menyayangi Angel, demikian juga suamiku. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan & membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah. 

Namun tidak demikian halnya dengan Erik. Ia hanya memiliki beberapa stel pakaian butut. Suamiku sebenarnya sudah berkali-kali berniat membelikannya, namun aku selalu melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Suamiku selalu menuruti perkataanku. 

Saat usia Angel 2 tahun, Suamiku meninggal dunia. Erik sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya aku mengambil sebuah tindakan yang akan membuatku menyesal seumur hidup. Aku pergi meninggalkan kampung kelahiranku bersama Angel. Erik yang sedang tertidur lelap kutinggalkan begitu saja. 

Kemudian aku memilih tinggal di sebuah rumah kecil setelah tanah kami laku terjual untuk membayar hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.......... telah berlalu sejak kejadian itu. 

Kini Aku telah menikah kembali dengan Beni, seorang pria dewasa yang mapan. Usia pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Beni, sifat-sifat burukku yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. 

Angel kini telah berumur 12 tahun dan kami menyekolahkannya di asrama putri sekolah perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Erik dan tidak ada lagi yang mengingatnya. Sampai suatu malam. Malam di mana aku bermimpi tentang seorang anak. Wajahnya agak tampan namun tampak pucat sekali. Ia melihat ke arahku. Sambil tersenyum ia berkata, "Tante, Tante kenal mama saya? Saya lindu cekali sama Mama!" 

Setelah berkata demikian ia mulai beranjak pergi, namun aku menahannya, 

"Tunggu..., sepertinya saya mengenalmu. Siapa namamu anak manis?" 

"Nama saya Elik, Tante." 

"Erik? Erik... Ya Tuhan! Kau benar-benar Erik?" 

Aku langsung tersentak bangun. Rasa bersalah, sesal dan berbagai perasaan aneh lainnya menerpaku saat itu juga. Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu, seperti sebuah film yang sedang diputar di kepala. Baru sekarang akua menyadari betapa jahatnya perbuatanku dulu. Rasanya seperti mau mati saja saat itu. Ya, saya harus mati..., mati..., mati... Ketika tinggal seinchi jarak pisau yang akan saya goreskan ke pergelangan tangan, tiba-tiba bayangan Erik melintas kembali di pikiranku. Ya Erik, Mama akan menjemputmu Erik...sabar ya nak...." 

Sore itu aku memarkir mobil biruku di samping sebuah gubuk, dan Beni suamiku dengan pandangan heran menatapku dari samping. "Maryam, apa yang sebenarnya terjadi?" 

"Oh, suamiku, kau pasti akan membenciku setelah kuceritakan hal yang telah kulakukan dulu." tetapi aku menceritakannya juga dengan terisak-isak. 

Ternyata Tuhan sungguh baik kepadaku. Ia telah memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangisku reda, aku pun keluar dari mobil diikuti oleh suami dari belakang. Mataku menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter didepan. Aku mulai teringat betapa gubuk itu pernah kutempati beberapa tahun lamanya dan Erik..... Erik...... 

Aku meninggalkan Erik di sana 10 tahun yang lalu. Dengan perasaan sedih aku pun berlari menghampiri gubuk tersebut dan membuka pintu yang terbuat dari bambu itu. Gelap sekali... Tidak terlihat sesuatu apa pun! Perlahan mataku mulai terbiasa dengan kegelapan dalam ruangan kecil itu. 

Namun aku tidak menemukan siapa pun juga di dalamnya. Hanya ada sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Aku mengambil seraya mengamatinya dengan seksama... Mataku mulai berkaca-kaca, aku mengenali betul potongan kain tersebut, itu bekas baju butut yang dulu dikenakan Erik sehari-hari...... Beberapa saat kemudian, dengan perasaan yang sulit dilukiskan, aku pun keluar dari ruangan itu... Air mataku mengalir dengan deras. Saat itu aku hanya diam saja. Sesaat kemudian aku dan suami mulai menaiki mobil untuk meninggalkan tempat tersebut. Namun, tiba - tiba aku melihat seseorang di belakang mobil kami. Aku sempat kaget sebab suasana saat itu gelap sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor. 

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali aku tersentak kaget manakala ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau. 

"Heii...! Siapa kamu?! Mau apa kau ke sini?!" 

Dengan memberanikan diri, aku pun bertanya, "Ibu, apa ibu kenal dengan seorang anak bernama Erik yang dulu tinggal di sini?" 

Tiba - tiba Ia menjawab, "Kalau kamu ibunya, kamu sungguh perempuan terkutuk! Tahukah kamu, 10 tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Erik terus menunggu ibunya dan memanggil, 'Mamaaa..., Mamaaa!' Karena tidak tega, saya terkadang memberinya makan & mengajaknya tinggal bersama saya. Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah, namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan yang lalu Erik meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu....." 

Saya pun membaca tulisan di kertas itu... 

"Mama, mengapa Mama tidak pernah kembali lagi...? Mama benci ya sama Erik? Ma...., biarlah Erik yang pergi saja, tapi Mama harus berjanji kalau Mama tidak akan benci lagi sama Eric. Udah dulu ya Ma, Erik sayaaaang sama Mama, ......" 

Aku menjerit histeris membaca surat itu. "Bu, tolong katakan... katakan di mana ia sekarang? Aku berjanji akan meyayanginya sekarang! Aku tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!" Suamiku memeluk tubuhku yang bergetar sangat keras. 

"Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Erik telah meninggalkan dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut apabila Mama-nya datang, Mama-nya akan pergi lagi bila melihatnya ada di dalam sana ... Ia hanya berharap dapat melihat Mamanya dari belakang gubuk ini... Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya disana. Nyonya, dosa Anda tidak terampuni!" 

Aku kemudian pingsan dan tidak ingat apa-apa lagi







Sumber : dikutip.com
Continue reading →

Dia yang Takkan Pernah Tergantikan

0 komentar

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istri saya sekarang di alam surgawi, baik-baik sajakah? Dia pasti sangat sedih karena sudah meninggalkan sorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan, karena selama ini saya merasa bahwa saya telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anak saya, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anak saya.
Pada suatu hari, ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anak saya masih tertidur. Ohhh… aku harus menyediakan makan untuknya.
Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anak saya yang masih mengantuk, kemudian aku bergegas berangkat ke tempat kerja.
Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Suatu hari ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, saya langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan….. di sanalah sumber ‘masalah’nya … sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut!
Oh…Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anak saya yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat:
“Dad, tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie’nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainan saya … Saya minta maaf Dad … “
Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku … tetapi, saya tidak ingin anak saya melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangis saya. Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya, memeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur.
Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto mommy yang dikasihinya.
Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, saya mencoba, dalam periode ini, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia.
Namun… belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, saya benar-benar menyesal….
Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anak saya absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada dirumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, “Aku minta maaf, Dad”.
Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara “pertunjukan bakat” yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu…..
Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahu saya, bahwa disekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis, yang saya yakin, jika istri saya masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuat saya bangga juga!
Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat. Saat ini musim dingin, dan hari Natal telah tiba. Semangat Natal ada dimana-mana juga di hati setiap orang yg lalu lalang… Lagu-lagu Natal terdengar diseluruh pelosok jalan …. tapi astaga, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus.
Mereka menelpon saya dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anak saya telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun saya sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anak saya lagi, tetapi saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena saya merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : “Maaf, Dad”. Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu.
Setelah itu saya pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah saya mendorong anak saya ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya?
Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : “Surat-surat itu untuk mommy…..”.
Tiba-tiba mataku berkaca-kaca. …. tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: “Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?”
Jawaban anakku itu : “Aku telah menulis surat buat mommy untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus”.
Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan ….
Aku bilang pada anakku, “Nak, mommy sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk mommy, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada mommy. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Saya berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi saya membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi…. saya jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu.
Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur……
‘Mommy sayang’,
Saya sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara ‘Pertunjukan Bakat’ di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi saya tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi.
Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari saya, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya.
Mommy, setiap hari saya melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Saya pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, saya rasa. Tapi mom, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah mommy muncul dalam mimpiku sehingga saya dapat melihat wajahmu dan ingat anda? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi mommy, mengapa engkau tak pernah muncul?
Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena saya tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istri saya ….
Hargailah keberadaan kekasihmu, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena saat engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian, atau apa pun yg bisa menggantikan posisinya.




Sumber : beritaunik.net
Continue reading →
Selasa, 17 Januari 2012

Sebuah Kisah Inspiratif, Kisah Cinta Seorang Ayah Bisu Kepada Anaknya

0 komentar
Sebuah kisah yang mungkin dapat sejenak mengingatkan kita akan besarnya cinta orang tua kepada anaknya, walaupun mungkin kita sebagai anak sering lupa dengan keadaan orang tua kita sekarang yang sejak dahulu telah mengorbankan segalanya, untuk membuat kita selalu tersenyum dan bahagia.




Kisah inspiratif ini dibuat oleh sebuah perusahaan asuransi di Thailand. Berikut ini videonya, semoga bisa membuat kita selalu ingat dengan kedua orang tua yang selalu mencintai kita selamanya.



Sebuah Renungan Bagi Kita Semua

Aku mempunyai pasangan hidup…

Saat senang aku cari pasanganku

Saat sedih aku cari orang tua

Saat sukses aku ceritakan pada pasanganku

Saat gagal aku ceritakan pada bapak

Saat bahagia aku peluk erat pasanganku

Saat sedih aku peluk erat ibuku

Saat liburan aku bawa pasanganku

Saat aku sibuk, anak kuantar ke rumah bapak

Saat sambut valentine, selalu beri hadiah pada pasangan.

Saat sambut hari ibu, aku cuma ucapkan “Selamat Hari ibu”

Selalu aku ingat pasanganku

Selalu ibu yang ingat aku

Setiap saat aku akan telpon pasanganku

Kalau inget aku akan telpon orang tuaku

Selalu aku belikan hadiah untuk pasanganku

Entah kapan aku akan belikan hadiah untuk ibu

Renungkan :

“Kalau kau sudah habis belajar dan berkerja…

bolehkah kau kirim uang untuk orang tuamu?

Ibu tdk mnta banyak, lima puluh ribu sebulan pun cukuplah”.

Berderai air mata jika kita mendengarnya . . .

Tapi kalau mereka sudah tiada . . .

Papa . .   Mama . .

Aku Rindu . . . . Sangat Rindu . . . .


Sumber : beritaunik.net
Continue reading →